Senin, 29 April 2013

Komparatif Pendidikan Australian vs Indonesia








Pendahuluan
Latar Belakang
Pelaksanaan pendidikan di dunia memiliki implementasi yang berbeda-beda di setiap negara. Namun, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mengurutkanya menggunakan metoda EFA Development Index (EDI). EDI adalah sebuah indeks komposit yang menyediakan keseluruhan penilaian sistem pendidikan suatu negara yang mengacu pada program Education For All (EFA). Tolak ukur yang dijadikan ukuran penghitungan, antara lain pelaksanaan pendidikan dasar, tingkat melek huruf di atas 15 tahun, rasio kasar tingkat melek huruf usia dewasa, kualitas pendidikan. (Report, 2011)
Dalam data tersebut, pembagian negara dibagi menjadi tiga kelompok, yakni high, medium, dan low. Untuk kelompok dengan indeks high atau yang tinggi, diisi oleh negara-negara maju antara lain Jepang, Inggris, Jerman, Australia, Italia. Namun untuk Amerika Serikat, yang mengklaim sebagai Negara Adidaya, hanya duduk di peringkat ke-33. Sementara Arab Saudi, sebagai negara raja minyak, duduk di peringkat ke-46.  Negara lain yang masuk dalam kelompok ini, antara lain Cile, Bahrain, dan Yordania. Untuk kelompok medium atau menengah, antara lain diisi oleh negara Saint Lucia, Malaysia, Panama, Indonesia, dan Libanon.Untuk kategori negara kelompok low atau rendah, antara lain Uganda, Yaman, Ethiopia, Nigeria, dan Maroko. Berikut 20 negara dengan tingkat pendidikan tertinggi di dunia, seperti dikutip dari Education for All Global Monitoring Report 2011, UNESCO, Selasa (23/10/2012);

1. Jepang
2. Inggris
3. Norwegia
4. Kazakhstan
5. Prancis
6. Italia
7. Switzerland
8. Kroasia
9. Belanda
10. Slovenia
11. Selandia Baru
12. Spanyol
13. Jerman
14. Kuba
15. Australia
16. Finlandia
17. Denmark
18. Swedia
19. Siprus
20. Estonia.
Menurut WEF . Commited to Improving The State of The Word Education for the Global Competitivenes Index 2012-2013, UNESCO,
No
Bidang
Australia
Indonesia
Value
Rank/144
Value
Rank/144
1
2
3
4
5
6
7
8
Quality of primary education
Primary education enrollment
Secondary education enrollmen
Tertiary education enrollment
Quality of the educational system
Quality of math and science education Quality of management schools
Internet access in schools
4,1
96,0
77,2
23,1
4,1
4,4
4,2
4,5
16
36
1
9
15
24
12
18
4,1
96,0
77,2
23,1
4,1
4,4
4,2
4,5
60
44
95
85
47
45
70
56


Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011), indeks pembangunan pendidikan atau education development index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium berada di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80. Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu:
  • Angka partisipasi pendidikan dasar,
  • Angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas,
  • Angka partisipasi menurut kesetaraan jender,
  • Angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar (SD).
Penurunan EDI Indonesia yang cukup tinggi tahun ini terjadi terutama pada kategori penilaian angka bertahan siswa hingga kelas V SD. Kategori ini untuk menunjukkan kualitas pendidikan di jenjang pendidikan dasar yang siklusnya dipatok sedikitnya lima tahun.
  Berbicara tentang pendidikan kita semua pasti sudah tahu bahwa betapa pentingnya pendidikan tersebut. Pendidikan, kemampuan, pengetahuan merupakan salah satu modal yang kita miliki untuk hidup . Mengapa dikatakan demikian?  hal pertama yang dilihat bila kita ingin mengajukan surat lamaran perkerjaan? kebutuhkan ketika ingin memulai suatu bisnis atau usaha? Tentu saja pendidikan, kemampuan, wawasan dan pengetahuanlah yang kita butuhkan. Di dalam bangku pendidikan banyak sekali hal yang kita dapatkan. Sepertinya kesadaran akan  pentingnya pendidikan perlu ditingkatkan. Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia”. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karna seperti yang kita ketahui bahwa suatu Pendidikan tentunya akan mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.
Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan: “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” Namun satu pertanyaan, sudahkah pendidikan kita seperti yang tercantum dalam UU tersebut?
REPUBLIKA.CO.ID, tujuh  penyebab kenapa mutu pendidikan di Indonesia berkurang : (1). Pembelajaran hanya pada buku paket, (2).Mengajar Satu Arah , (3). Kurangnya Sarana Belajar , (4). Aturan yang Mengikat , (5). Guru tak Menanamkan Diskusi Dua Arah  , (6). Metode Pertanyaan Terbuka tak Dipakai  (7). Budaya Mencontek
            Dengan kelebihandan kekurangan  dari negara Australia dan negara Indonesia akan sistem pendidikan maka dikajilah perbandingan sistem pendidikan antara negara Australia dan negara Indonesia.
Rumusan masalah
  1. Apa Perbedaan Kurikulum Pendidikan di Indonesia dengan Pendidikan d Australia ?
  2. Apa kelebihan Kurikulum Pendidikan di Australia dengan Pendidikan di Indonesia ?
  3. Apa Kekurangan Kurikulum Pendidikan di Indonesia dengan Pendidikan di Australia  ?
Tujuan
  1. Untuk mengetahui Perbedaan kurikulum Pendidikan di Indonesia dengan Pendidikan d Australia
  2. Untuk mengetahui kelebihan kurikulum Pendidikan di Australia dengan Pendidikan di Indonesia
  3. Untuk Mengetahui Kekurangan kurikulum Pendidikan di Indonesia dengan Pendidikan di Australia

Manfaat
            Dengan mengetahui perbedaan, kelebihan dan kekurangan dari masing-masing negara diharapkan  :
1.       Guru bisa berinovasi lebih banyak dalam  sistem pendidikan khususnya dalam pembelajaran kimia di SMA
2.      Proses Pembelajaran bisa menjadi lebih baik
3.      Hasil pembelajaran meningkat
Pembahasan
Potret Sistem Pemerintahan
Australia merupakan suatu Negara dengan demokrasi parlementer, anggota persemakmuran dan secara formal tunduk pada kekuasaan raja dan ratu Inggris yang diwakili oleh seorang Gubernur ke enam negara bagiannya, semua bagiannya bersama-sama membentuk suatau Federasi” persemakmuran Australia (Commanwealth of Australia)”. (Nur Agustia Syah, 2001)
Pemerintahan Australia didasarkan pada parlemen yang dipilih secara populer dengan dua majelis: dewan perwakilan dan senad. Para menteri yang diangkat dari kedua majelis ini menjalankan fungsi eksklusif, dan keputusan kebijakan dibuat dalam rapat-rapat kabinet. Selain pengumuman keputusan diskusi kabinet disebarluaskan. Para menteri terikat oleh prinsip solideritas kabinet, yang sangat mencerminkan model Inggris yakni kabinet bertanggungjawab kepada parlemen.

Australia dan Multikulturalisme
Australia adalah Negara yang sangat multikultural. Masyarakat Australia adalah masyarakat multietnik, multinasionality. Saat ini penduduknya mempunyai latar belakang dari seluruh negara di dunia. Hampir satu dari empat penduduk Australia yang berjumlah sekitar 22 juta jiwa lahir di luar negeri, dan 43 % nya mempunyai salah satu atau kedua orang tua yang lahir di luar negeri.
Secara keseluruhan, masyarakat australia menggunakan lebih dari 200 bahasa, termasuk 45 bahasa penduduk asli dan sekitar 15 % dari masayarakat Australia menggunakan satu bahasa lain selain bahasa Inggris. Bahasa yang paling banyak digunakan selain bahasa Inggris adalah Italia, Yunani, Kanton, Arab, Vietnam dan mandarin.
Latar belakang imigran yang datang ke Australia bermacam-macam. Sebagian besar diantara mereka datang ke Australia sebagai pengungsi atau pencari suaka dari daerah-daerah konflik. Walaupun ada beberapa yang menetap karena sebelumnya pernah belajar atau bekerja di Australia. (Nur Agustia Syah, 2001)
Kondisi Demografi dan Potensi Income Negara
Letak astronomi benua Australia: 113 BT-155BT dan 10 LS-43LS, luas benua Australia 7.686. 850 km2, Ibu kota Australia Canberra, batas-batas benua Australia diantaranya:
-            Barat : Samudera Hindia (Samudera Indonesia).
-            Timur : Samudera Pasifik.
-            Utara : Laut Timur dan Laut Arafuru.
-            Selatan : Samudera Hindia.
Negara-negara bagian Australia diantaranya : New South Walles ibukota Sydney, Queensland ibukota Brisbane, Australia Barat ibukota Perth, Australia Selatan ibukota Adelaide, Victoriah ibulota Melbrone dan sebagainya.  Australia sangat jarang penduduknya, berpenduduk hanya 18.783.551 jiwa(world almanac 2000). Tetapi oleh karena itu daerah bagian dalam australia yang sangat kering dan tandus, penduduk berkonsentrasi di daerah-daerah pantai yang tidak begitu luas. Lebih dari 70% penduduk tinggal di daerah perkotaan, terutama di dua kota besar sydney dan melbourne yang menampung hampir 40% dari seluruh penduduk australia. Tiga kota besar lainnya brisbane, perth dan adelaide menampung kurang lebih 21%. Terkonsentrasinya penduduk di ibukota-ibukota bagian menunjukkan pula sistem administrasi pemerintahan yang tersnetralisasi, termasuk pula sistem pendidikannya. (Nur Agustia Syah, 2001)

Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Indonesia sesuai dengan Pembukaan UDD 1945 “mencerdaskan kehidupan bangsa sedangkan tujuan Pendidikan di Australia perlu adanya kesimbangan antara  pelayanan kebutuhan invidu dan kebutuhan masyarakat. Pada level sekolah titik tekan pada pengembangan potensi siswa sebaik mungkin, sedangkan pada level tinggi tekanan yang besar diarahkan pada pencapaian kebutuhan pendidikan untuk kepentingan ekonomi dan masyarakat. (Nur Agustia Syah, 2001)

    Filsafat Pendidikan Yang Dijadikan Dasar Pengembangan Pendidikan
Orang australia bangga akan percampuran multi budaya yang ada di kota-kota mereka, baik besar maupun kecil mereka sangat menghargai perbedaan tidak ada larangan bagi setiap orang yang beragama untuk menjalankan agamanya masing-masing. Dengan dasar inilah pengembangan pendidikan di australia diserahkan kepada masing-masing sekolah untuk mengembangkan pendidikannya, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat lokal. Pemerintah hanya memberi pedoman yang berupa tujuan umum pendidikan yang kemudian dikembangkan oleh masing-masing lembaga. Sedangkan untuk lembaga pendidikan agama dikelola oleh pihak swasta tidak ada kurikulum yang pasti dalam pendidikan agama.



School Council dan Komite Sekolah
“The School Council discussed a number of issues, including the need for security fences, parent ethos statement, school charges, children’s personal items and the school’s curriculum priorities for 2004″ (School Council, Gibbs Street Primary School, Australia Barat) . Salah satu aspek penting tentang pendidikan yang perlu dibandingkan adalah mengenai perbedaan antara School Council di Australia dan Komite Sekolah di Indonesia. Aspek ini amat penting, mengingat sekolah,  keluarga dan masyarakat merupakan satu dari tripusat pendidikan, Sebagaimana dalam pembuakaan UUD 1945 “ mencerdaskan kehidupan bangsa”

a. Keterlibatan Orangtua dan Masyarakat
Keterlibatan dan peran serta orangtua dan masyarakat di Australia pada umumnya lebih dicurahkan terhadap penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan, tidak hanya di tingkal district (kabupaten) atau pun negara bagian. Hal ini disebabkan oleh beberapa latar belakang penyebab. Pertama, keterlibatan dan peran serta orangtua dan masyarakat di tingkat sekolah dirasakan secara langsung dalam pemberian perhatian, bimbingan, dan pengawasan kepada putra dan putri mereka. Kedua, pemerintah negara bagian dan federal memang telah memberikan dukungan yang besar terhadap pendidikan, baik dari komitmen maupun pembiayaannya, sehingga peran orangtua dan masyarakat tidak terlalu diperlukan dalam konteks pembiayaan pendidikan. Hal ini terlihat dari uang sekolah yang relatif rendah yang dibebankan kepada orangtua siswa. Itulah sebabnya maka apa yang dikenal dengan Dewan Pendidikan di Indonesia, di tingkat district maupun negara bagian di Ausralia dipandang kurang diperlukan. Oleh karena itu, pemerintah Australia, baik di tingkat district maupun negara bagian, lebih menangani sekolah-sekolah negeri (government school), meski di Australia terdapat tiga macam sekolah Australia, yakni (1) governement school atau sekolah negeri, (2) sekolah swasta, Katolik dan Kristen, dan (3) sekolah indepen. Dengan demikian, Department of Education and Training di Australia memiliki tugas dan fungsi secara lebih khusus, yakni memberikan penanganan terhadap sekolah pemerintah. Sementara itu, sekolah-sekolah swasta dan independen diberikan sepenuhnya kepada lembaga atau badan swasta atau keagamaan untuk mengurusnya dengan tetap memiliki kewajiban untuk mengikuti sistem pendidikan nasional (termasuk kurikulum negara bagian yang berlaku) yang dikeluarkan oleh pemerintah (dalam hal ini Curriculum Council). Peran serta orangtua dan masyarakat dalam bidang pendidikan di Auatralia difoukuskan pada tingkat satuan pendidikan, baik pada tingkat district (kabupaten/kota) ataupun state (negara bagian).
b. Struktur Organisasi
Dewan Komite
School Council
Indonesia
Australia
(1) perwakilan orangtua siswa/wali peserta didik,
 (2) tokoh masyarakat,
(3) anggota masyarakat yang memiliki perhatian terhadap pendidikan,
(4) pejabat pemerintah setepat,
(5) dunia usaha dan dunia industri,
(6) pakar pendidikan,
(7) organisasi profesi tenaga kependidikan,
(8) perwakilah siswa,
(9) perwakilan forum alumni siswa
1)      Ketua
2)       beberapa anggota yang merepresentasikan elemen-elemen masyarakat,
a.       orangtua siswa,
b.      organisasi kemasyarakatan,
c.       dunia usaha dan industri, 
d.      staf sekolah.

c. Peran dan Fungsi
            Ketua School council dengan kepala sekolah berperan membuat laporan pertanggung jawaban mengenai penyelenggaraan sekolah baik intra maupun esktrakurikuler dan berusah meningkatkan mutu pendidikan dengan meluncerkan berbagai program pembelajaran.
Disebutkan bahwa “The School Council discussed a number of issues, including the need for security fences, parent ethos statement, school charges, children’s personal items and the school’s curriculum priorities 2004″ atau “Dewan Pendidikan telah mendiskusikan sejumlah isu, termasuk kebutuhan akan pagas keamaan, ‘pernyataan sikap tentang etos orangtua siswa’, uang sekolah, berbagai persoalan personal tentang anak-anak, dan prioritas kurikulum untuk tahun 2004″. Peran dan fungsi Dewan Sekolah tidak banya berkutat dalam masalah keuangan tetapi juga penentuan bahan ajar dalam kurikulum yang harus diprioritaskan pada tahun ke depan. Orangtua siswa harus memiliki kepedulian tentang kurikulum sekolah dan  mata pelajaran apa yang harus dipelajari para siswa, dengan strategi dan metode apa yang paling tepat, dan mata pelajaran itu diajarkan oleh guru yang bagaimana.
Dikaitkan dengan empat peran Komite Sekolah di Indonesia, yakni (1) sebagai badan pertimbangan (advisory agency), (2) sebagai badan pendudukng (supporting agency), (3) sebagai badan pengontrol (controlling agency), dan (4) sebagai badan mediator antara sekolah dan masyarakat. Tampat jelas dalam pelaksanaan peran dan fungsi Dewan Sekolah di Australia  lebih memfokuskan pada pelaksanaan peran sebagai badan pemberi pertimbangan dan pendukung. Hal ini terbukti mengingat kegiatan diskusi banyak dilakukan oleh Dewan Sekolah..  “The Council is a very cohesive group who have an important role in ensuring the quality of the education at the School” atau “Dewan ini adalah satu kelompok yang sangat kohesif yang memiliki satu peran yang penting dalam menjamin kualitas pendidikan di sekolah”.
Wajib Belajar
Pemerintah Australia menyatakan bahwa “pendidikan adalah wajib untuk semua siswa di Australia  berdasarkan School Education Act 1999″ (di Indonesia dikenal dengan UU Nomor 20 Tahun 2003). Semua anak mulai dari usia 6 sampai 15 tahun harus masuk sekolah yang sesuai. Sejak tahun 2003 usia wajib belajar akan dinaikkan ke usia 6 tahun 6 bulan. Minimal usia dapat keluar dari sekolah akan tetap pada usia 15 tahun sampai tahun 2012 yang akan dinaikkan menjadi 15 tahun 6 bulan. Dengan kata lain, usia wajib belajar di Indonesia tidak jauh berbeda dengan di Australia, yakni yang dikenal dengan wajib belajar sembilan tahun, yakni kewajiban belajar untuk sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, mulai dari umur 7 tahun sampai dengan 15 tahun.
Sistem Penjenjangan Yang Dikembangkan
Sistem pendidikan diaustralia menempati tahapan antara lain:
1.      Pendidikan pra-sekolah
2.      Jenjang pendidikan menengah
3.      Jenjang pendidikan tinggi

Australia adalah pulau terbesar dan benua terkecil di dunia, yang terletak di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Selatan. Australia terdiri dari 6 (enam) negara bagian (New South Wales, Queensland, Tasmania, Australia Selatan, Australia Barat dan Victoria)  dan 2 (dua) wilayah daratan(Northern Territory dan Australian Capital Territory). Sistem pendidikan di Australia diatur oleh masing-masing negara bagian dan wilayah daratan. Secara umum, jenjang pendidikan formal di Australia terdiri atas 3 (tiga) tahapan pendidkan, yaitu pendidikan dasar, pendidikan Menengah dan pendidikan tinggi.

Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan dalam Pasal 1 Ayat 8 bahwa jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Dilihat dari jenjang pendidikan formal, Indonesia mempunyai 3 (tiga) tahapan pendidikan yang sama seperti Australia, yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Baik di Indonesia ataupun di Australia pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Perbedaan jenjang pendidikan dasar di Indonesia dan Australia terletak pada lama pendidikannya.  Pendidikan dasar di Indonesia selama 9 (sembilan) tahun, yaitu Sekolah Dasar (SD)                selama 6 (enam) tahun dan  Sekolam Menengah Pertama (SMP) selama 3 (tiga) tahun. Sedangkan di Australia lama pendidikan dasar adalah 6 (enam) atau                  7 (tujuh) tahun setingkat SD (lama pendidikan SD tergantung otoritas masing-masing daerah).
Pendidikan menengah di Indonesia dan Australia merupakan lanjutan dari pendidikan dasar. Di Indonesia pendidikan menengah selama 3 (tiga) tahun dan di Australia pendidikan menengah selama 5 (lima) atau (enam) tergantung dari otorita dari masing-masing negara bagian dan wilayah daratan.
Tahapan terakhir dari jenjang pendidikan di Indonesia dan Australia adalah pendidikan tinggi, yang merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah. Pendidikan tinggi di Indonesia dan Australia mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magíster, spesialis dan doctor yang diselengarakan oleh perguruan tinggi.
Berdasarkan  mengenai jenjang pendidikan formal di negara Australia dan Indonesia, maka timbul suatu permasalahan:  adakah perbedaan jenjang pendidikan formal di Australia dan Indonesia, ditinjau dari lama dan jalur pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi ? Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jenjang pendidikan formal di Australia dan Indonesia, ditinjau dari lama dan jalur pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
B. Jenjang Pendidikan Formal
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Dalam hal ini, hanya akan dibicarakan mengenai jenjang pendidikan formal yang ada di negara Australia dan Indonesia.
Pada bagian ini akan dijelaskan jenjang pendidikan formal secara umum di negara Australia dan Indonesia.
1. Jenjang Pendidikan Formal di Australia
Rentang persekolahan (spend of schooling) di berbagai negara bagian dan wilayah terdapat persamaan dan sekaligus perbedaan, baik dari segi penamaan maupun penjejangannya. Rentang persekolahan di Australia yakni mulai dari Taman Kanak-kanak (Kindergarten) sampai ke tahun ke-12 (pendidikan menengah), dilanjutkan ke pendidikan tinggi. Nama-nama jenjang persekolahan di Australia adalah Taman Kanak-kanak (Kindergarten) atau Prasekolah, Sekolah Dasar (Primary School), dan Sekolah Menengah (Junior Secondary School dan Senior High School).
Pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdapat perbedaan lama pendidikan dari masing-masing negara bagian dan wilayah daratan, ada yang pendidikan dasarnya 6 (enam) tahun dan pendidikan menengah juga 6 (enam) tahun, serta ada yang pendidikan dasarnya 7 (tujuh) tahun dan pendidikan menengahnya 5 (lima) tahun. Ini dikarenakan berdasarkan Konstitusi Australia, pendidikan adalah tanggung jawab negara bagian. Pada setiap negara bagian, seorang Menteri Pendidikan dengan sebuah departemen pendidikan melaksanakan pendidikan dasar dan menengah, dan adakalanya juga pendidikan prasekolah pada daerah itu. Sehingga masing-masing negara bagian dan wilayah daratan mempunyai otoritas sendiri-sendir dalam pelaksanaan pendidikannya.
Gambar Jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan
Lama Pendidikan
Pendidikan dasar
Primary School
6 (enam ) tahun
Pendidikan Menengah
Jnior Secondary school
Senor High School

4 (empat) tahun
2 (dua ) tahun

Untuk negara bagian dan wilayah daratan New South Wales, Victoria, Tasmania dan Australian Capital Territory, jenjang pendidikan dasar 6 (enam) tahun dan dan pendidikan menengah 6 (enam) tahun, terdiri dari:
Jenjang pendidikan
Lama Pendidikan
Pendidikan dasar
Primary School
7 (tujuh ) tahun
Pendidikan Menengah
Jnior Secondary school
Senor High School

3 (tiga) tahun
2 (dua ) tahun

 Jenjang pada pendidikan tinggi (perguruan tinggi), alam pendidikan untuk memperoleh gelas sarjana masing-masing perguruan tinggi atau universitas meungkin sedikit berbeda. Berikut adalah lama pendidikan tinggi secara umumdi Australia, adalah sebagai berikut :
Tingkat Kualifikasi
Lama Pendidian
 Sertifikat

Diploma

Bachelors degree

Garduate Certificate

Garduate Diploma

Master Degree
6 – 24 bulan

1,5 – 3 tahun

3-5 tahun

6 bulan

 1 tahun

1-2 tahun
4-5 tahun

2. Jenjang Pendidikan Formal di Indonesia
Rentang persekolahan di Indonesia pada setiap daerah relatif sama, yakni mulai dari Taman Kanak-kanak (Pendidikan Anak Usia Dini), dilanjutkan dengan pendidikan dasar (Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama), pendidikan menengah (Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan), dan pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi). Nama-nama jenjang persekolahan di Indonesia adalah Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP) / Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) / Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), dan Perguruan Tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, atau Akademik).
Di Indonesia lama pendidikan dasar dan menengah adalah 12 tahun, terdiri atas pendidikan dasar selama 9 (sembilan) tahun dan pendidikan menengah selama 3 (tiga) tahun, terdiri dari:
Jenjang Pendidikan
Lama pendidikan
Pendidikan Dasar
SD  MI
SMP / MTs

6 tahun
3 tahun
Pendidikan Menengah
SMA/SMK/MA/MAk

3 tahun

Jenjang  pada pendidikan tinggi (perguruan tinggi) di Indonesia, lama pendidikan untuk memperolah gelar sarjana masing-masing perguruan tinggi atau universitas cenderung sama. Berikut adalah lama pendidikan tinggi secara umum di Indonesia, adalah sebagai berikut :
Tingkat Kualifikasi
Rata-rata waktu
Diploma I

Diploma II

Diplma III

Diploma IV


Magister

Doktor
1 tahun

2 tahun

3 tahun

4 tahun
4 – 5 tahun

2 tahun

3 tahun

 C. Jenjang Pendidikan Dasar
Pada bagian ini akan diuraikan secara rinci mengenai jenjang pendidikan dasar di Australia dan Indonesia serta perbedaan jenjang pendidikan dasar di Australia dan Indonesia.
1. Jenjang Pendidikan Dasar di Australia
Australia terdiri dari 6 (enam) negara bagian (New South Wales, Queensland, Tasmania, Australia Selatan, Australia Barat dan Victoria) dan 2 (dua) wilayah daratan (Northern Territory dan Australian Capital Territory). Pada masing-masing negara bagian dan wilayah daratan terdapat perbedaan lamanya pendidikan dasar (Primary School), yaitu ada yang 6 (enam) tahun dan ada yang 7 (tujuh) tahuan.
Untuk negara bagian dan wilayah daratan New South Wales, Victoria, Tasmania dan Australian Capital Territory, Sekolah Dasar (Primary School) selama           6 (enam) tahun dan untuk negara bagian dan wilayah daratan Queensland, Australia Selatan, Australia Barat dan Northern Territory, Sekolah Dasar(Primary School) selama 7 (tujuh) tahun.
Pendidikan dasar atau Primary School adalah wajib bagi  anak yang berusia          6 (enam) tahun sampai usia 12 atau 13 tahun tergantung dari lamanya pendidikan dasar di daerah tersebut. Untuk kurikulum pada masing-masing negara bagian dan wilayah daratan ada yang sama ada juga yang berbeda, tergantung dari otorita daerah masing-masing. Untuk semua negara bagian dan wilayah daratan Sekolah Dasar (Primary School) yang bersifat keagamaan merupakan milik swasta (tidak ada satupun sekolah dasar yang bersifat keagamaan merupakan sekolah dasar negeri).
2. Jenjang Pendidikan Dasar di Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas 33 propinsi. Lama pendidikan dasar di Indonesia adalah 9 (tahun) tahun, yaitu Sekolah Dasar (SD/MI) selama 6 (enam) tahun dan Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) selama 3 (tiga) tahun. Pendidikan dasar adalah wajib bagi anak berusia 6 (enam) tahun sampai usia 15 tahun. Di Indonesia, ada 2 (dua) jalur pendidikan dasar yang setaraf dengan SD dan SMP, yaitu MI dan MTS. MI dan MTs merupakan pendidikan dasar yang menitikberatkan dalam bidang keagamaan, khususnya agama Islam, tetapi untuk lama pendidikannya sama seperti SD dan SMP. Jenjang pendidikan dasar dimulai pada kelas 1 (satu) sampai kelas 6 (enam) untuk SD/MI dan kelas 7 (tujuh) sampai   9 (sembilan) untuk SMP/MTs.
3. Perbedaan Jenjang Pendidikan Dasar di Australia dan Indonesia
Berdasarkan penjelasan mengenai jenjang pendidikan dasar di Australia dan Indonesia terdapat beberapa pebedaan, yaitu :

Australia
Indonesia
Lama pendidikan
6 tahun / 7 tahun
9 tahun
Jalur pendidikan
SD (Primary School)
SD/MI  ; 6 tahun
SMP/MTs : 3 tahun
Jalur Pendidikan bersifat keagamaan
Milik Swasta
Milik Pemerintah / Swasta

D. Jenjang Pendidikan Menengah
Pada bagian ini akan diuraikan secara rinci mengenai jenjang pendidikan menengah di Australia dan Indonesia serta perbedaan jenjang pendidikan menengah di Australia dan Indonesia.
1. Jenjang Pendidikan Menengah di Australia
Untuk negara bagian dan wilayah daratan New South Wales, Victoria, Tasmania dan Australian Capital Territory, pendidikan menengah (Junior Secondary School dan Senior High School) selama 6 (enam) tahun dan untuk negara bagian dan wilayah daratan Queensland, Australia Selatan, Australia Baratdan Northern Territory, , pendidikan menengah (Junior Secondary School dan selama 5 (lima) tahun.
Pendidikan menengah Junior Secondary School adalah wajib bagi anak yang berusia usia 12 atau 13 tahun sampai 16 tahun tergantung dari lamanya pendidikan menengah di daerah tersebut. Untuk negara bagian dan wilayah daratan New South Wales, Victoria, Tasmania dan Australian Capital Territory, lama pendidikan Junior Secondary School selama 4 (empat) tahun dan untuk negara bagian dan wilayah daratan Queensland, Australia Selatan, Australia Barat dan Northern Territory, , lama pendidika Junior Secondary School selama 3 (tiga) tahun. Sedangkan lama pendidikan untuk Senior High School sama disetiap negara bagian dan wilayah daratan, yaitu selama 2 (dua) tahun.
Pada jenjang pendidikan Senior High School, setiap siswa berkewajiban memilih program pendidikan kejuruan atau pendidikan umum. Di Australia pendidikan kejuruan diarahkan untuk pasar kerja. Dimana setiap negara memiliki kejuruan Pendidikan dan Pelatihan (Vocational Education and Training / VET). VET mempersiapkan siswa untuk bekerja yang tidak perlu gelar sarjana. Biasanya, VET memakan waktu 2 (dua) tahun setelah pendidikan Senior High School atau 4 (empat) tahun setelahJunior Secondary School.  VET merupakan pendidikan berupa kursus keterampilan dan mendapat sertifikat.
2. Jenjang Pendidikan Menengah di Indonesia
Jenjang pendidikan menengah di Indonesia berlangsung selama 3 (tiga) tahun. Jalur pendidikan menengah di Indonesia terbagi atas dua jenis pendidikan, yaitu pendidikan umum dan pendidikan kejuruan.
Pendidikan umum adalah pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (perguuan tinggi). Sekolah Menengah Atas (SMA)                  dan Madrasah Aliyah (MA) merupakan jenis pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah. SMA merupakan kelanjutan dari SMP dan MA merupakan kelanjutan dari MTs. Pada pendidikan umum setaraf SMA dan MA, pembagian penjuruan dilakukan pada tahun kedua, yaitu pada kenaikan kelas 11.
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) merupakan jenis pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah. SMA merupakan kelanjutan dari SMP dan MA merupakan kelanjutan dari MTs.
3. Perbandingan Jenjang Pendidikan Menengah di Australia dan Indonesia
Berdasarkan penjelasan mengenai jenjang pendidikan menengah di Australia dan Indonesia terdapat beberapa pebedaan, yaitu :
Bidang
Australia
Indonesia
Lama Pendidikan
6 tahun / 5 tahun
3 tahun
Jalur Pendidikan
Junior Secondary school  : 4 tahun / 3 tahun
Senior High School  :  2 tahun
SMA/SMK/MA/MAK : 3 tahun
Jalur pendidikan yang bersifat keagamaan
Milik Swasta
Milik Pemerintah / swasta
Penjurusan untuk endidikan  umum
Tidak ada
Ada tahun kedua
Jenis Pendidikan  yang bersifat kejuruan
2 tahun + pendidikan
 2 tahun
3 tahun
Wajib belajar
Pendidikan dasar + Junior Secondary School
Pendidikan dasar

Jumlah Siswa dalam Satu Kelas dan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Yang amat berbeda dengan sekolah di Indonesia adalah masalah jumlah siswa dalam satu kelas. Jumlah siswa dalam satu kelas di Australia tidak lebih dari 20 orang siswa. Jumlah siswa di kelas yang dikunjungi rombongan studi banding ternyata hanya 18 orang siswa. Jumlah siswa dalam satu kelas memiliki implikasi yang sangat besar terhadap efektivitas proses belajar mengajar.
Terkait dengan pelaksanaan Kurikulum 2013  yang sebentar lagi akan dilaksanakan, maka jumlah siswa yang besar di Indonesia akan menjadi kendala yang amat berat yang harus dihadapi oleh para guru. Hal ini harus diantisipasi sejak awal oleh para pengambil kebijakan dalam hal pelaksanaan kurikulum 2013
Sistem guru mengajar di Australia  mengunakan e5 intruksional model yaitu terlibat , mengeksplorasi, menjelaskan, menguraikan, mengevaluasi untuk siswa belajar. Suasana yang amat kondusif untuk belajar, karena semua media dan alat peraga telah dipajang semua di kelas itu, temasuk beberapa PC, dan tidak lupa kumpulan portofolio. Dinding kelas di Australia memang dirancang dengan bahan berupa ‘soft board’ atau papan lunak yang digunakan untuk memajang atau menempel berbagai media dan alat peraga buatan guru. Tidak ada dinding kelas yang kosong tanpa gambar, media, dan alat peraga. Ruang kelas di Australia benar-benar sebagai tempat yang menyenangkan bagi anak-anak untuk dapat belajar dengan tekun, (www. Australian education) . yang di Indonesia hanya sekolah tertentu saja terutama sekolah yang sudah maju sistem pembelajaran , tetapi kalau sekolah milik pemerintah  belum banyak  dilakukan.
Kebijakan Strategis Negara Dibidang Pendidikan
Pendanaan pendidikan merupakan tanggungjawab yang bersifat amalgam yaitu gabungan dari berbagai sumber dana. Negara punya tanggungjawab utama membiayai pendidikan prasekolah, sekolah dasar dan mengah negeri serta menyediakan bantuanbagi sekolah-sekolah swasta termasuk prasekolah swasta (TK). Pemerintah commonwealt mempunyai tanggungjawab penuh atas pembiayaan universitas dan institut Cae, dan memberikan dana-dana tambahan bagi pendidikan prasekolah, sekolah negeri dan swastta serta TAFE.

Kebijakan Negara Terhadap Pendidikan Agama Islam
Sekolah islam bukanlah sesuatu yang baru dalam sejarah islam di australia. Bersamaan dengan pertumbuhan islam dan masyarakat muslim di benua Kanguru, lembaga pendidikan islam, sejak dari nonformal seperti ”Saturday of sunday school”. Pengajian anak-anak pada sabtu dan minggu sampai sekolah islam terus berkembang. Istilah ‘madrasah’ tidak populer dan hampir tidak digunakan sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan islam.
Sudah menjadi komitmen universitas-universitas di seluruh australia yang selalu berusaha memastikan bahwa mahasiswa-mahasiswa mereka yang beragama islam sebagaimana dengan mahasiswa latar belakang budaya lain untuk memperoleh kebebasan dalam menjalankan agama mereka masing-masing dalam area kampus. Umumnya di setiap universitas di bentuk wadah pendukung dan sosial yang khusus di tunjukkan untuk membantu mahasiswa muslim di Australia, selain itu juga hadirnya perkumpulan-perkumpulan mahasiswa internasional yang umum. Orang Australia bangga akan percampuran multi budaya di kota-kota mereka
Sekolah Islam terebut pada dasarnya sudah menerapkan kurikulum negara bagian, sesuai dengan standar nasional mata pelajaran-mata pelajaran umum. Dengan demikian mereka mendapat akreditasi dari badan akreditas, selanjutnya berhak menerima subsidi dari pemerintah. Akan tetapi, seperti diungkapkan profesor Saeed, bahwa berbagai mata pelajaran agama (islam) tidak memiliki kurikulum atau standar baku. Tidak ada otoritas dikalangan muslim australia yang merumuskan sendiri kurikulum berbagai mata pelajaran agama.

 Pengembangan kurikulum  dan pengembangan tenaga kependidikan
Suatu kecenderungan pada semua sistem sekolah negeri diaustralia sejak awal 1970an adalah pendelegasian tanggung jawab kurikulum kepada sekolah-sekolah, pada beberapa negara bagian, pedoman kurikulum dibuat terpusat  tetapi sekolah-sekolah dapat mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntunan dan kebutuhan lokal.
 Dalam hal kurikulum disusun berdasarkan pedoman dan materi pelajaran dari pejabat-pejabat senior dari pusat secara teratur mengunjungi sekolah-sekolah antara lain untuk memonitor pelaksanaan kurikulum.
Hampir semua guru pra-sekolah dan pendidikan dasar seperti kebanyakan guru-guru sekolah menengah dididik pada CAE (calleges of advanced education). Seumlah guru-guru sekolah menengah dan beberapa guru pendidikan dasar mendapat pendidikan di universitas. Sebagian guru-guru swasta mendapatkan pendidikan pada sekolah-sekolah pendidikan guru yang dikelola oleh badan-badan keagamaan. Lamanya guru-guru pra-sekolah dan pendidikan dasar biasanya 4 tahun, semua sistem sekolah memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mendapatkan pendidikan dalam jabatan (inservice education) termasuk peningkatan kualifikasi atau ijasah dengan menyelesaikan kuliah-kuliah yang disetujui terlebih dahulu.

Kurikulum
Kurikulum merupakan salah satu dari tiga komponen pendidikan yang paling esensial dalam pendidikan, selain komponen siswa dan guru. Kurikulum merupakan dokumen yang berisi bahan ajar yang harus disampaikan oleh guru kepada para siswanya dalam proses interaksi edukatif. Kurikulum merupakan perangkat substansial yang menjadi pegangan guru untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. (Nur Agustia Syah, 2001)
Curriculum Framework
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah di negara bagian Australia  disebut sebagai Curriculum Framework for Kindergarten to Year 12 Education in Western Australia.  Dokumen kurikulum tersebut menjelaskan tentang garis-garis besar kompetensi siswa yang dituntut untuk semua mata pelajaran.
Mata pelajaran
Keterangan
Indonesia
Australia
1.      Pend. Agama
2.      Pkn
3.      Bahasa
4.      Matematika
5.      IPA
6.      IPS
7.      Kesenian
8.      Penjasorkes
9.      Keterampilan
10.  TIK
2.      The Art
3.      English
4.      Health and Physical Education
5.      Languages Other Than English (LOTE)
6.      Mathematics,
7.      Science,
8.      Society and Environment,
9.      Technology and Enterprise.


Jika dibandingkan dengan kurikulum di Indonesia, maka perbedaannya ada pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan, yang di kurikulum Australia Barat tidak ada. Sedang mata pelajaran Technology and Enterprise yang terdapat di kurikulum Australia Barat ,  dalam kurikulum di Indonesia berupa Tekologi informasi dan komunikasi Kurikulum di Australia Barat disusun oleh Curriculum Council, Departemen Pendidikan dan Pelatihan, sedang di Indonesia disusun oleh Pusat Kurikulum dengan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Curriculum Framework di Australia Barat diluncurkan pada tanggal 23 Juli 1998, dan secara penuh telah digunakan di seluruh Australia Barat pada tahun 2004. Sebagaimana kita ketahui, Kurikulum Berbasis Kompetensi di Indonesia baru akan diluncurkan pada tahun ajaran baru 2004/2005 dan akan dilaksanakan secara bertahap. Curriculum Framework di Australia Barat disusun dalam rangka menyongsong datangnya Abad XXI, dengan semboyan “Educating our Children to succeed in the 21th Century”. Prof. Lesley Parker, Chair of the Curriculum Council, menyatakan rasa bangganya, karena “The Curriculum Framework was developed through a unique cosultative process that involved almost 10.000 teachers, parents, academics, curriculum officers, students and other members of the community”. Dengan kata lain, pengembangan kurikulum di Australia Barat telah melibatkan semua stakeholder pendidikan.
Ada beberapa hal yang menarik dalam Curriculum Framework.
Pertama, ada 8 kondisi yang melatarbelakangi pengembangan kurikulum di Australia , yaitu (1) keragaman budaya, (2) perubahan dalam struktur keluarga, (3) laju perubahan technologival, (4) masalah lingkungan global, (5) perubahan sifat kondisi sosial, (6) perubahan di tempat kerja, (7) saling ketergantungan dalam ekonomi global, (8) standar pasti hidup.
Kedua, ada lima karakteristik nilai (values) yang akan dibangun melalui kurikulum tersebut, yaitu: (1) mengejar pengetahuan dan komitmen untuk pencapaian potensial, (2) penerimaan diri dan menghormati diri sendiri, (3) menghormati dan peduli terhadap orang lain dan hak-hak mereka, (4) tanggung jawab sosial dan kemasyarakatan, dan (5) tanggung jawab lingkungan.
Apakah kurikulum di Australia Barat telah menganut konsep kurikulum yang berbasis kompetensi? Curriculum Framework tidak mengggunakan istilah “berbasis kompetensi” atau “competency-based”, namun menggunakan istilah “student outcomes statement” atau dikenal dengan “overarching statement learning outcomes”, yang rumusannya pada hakikatnya sama dengan rumusan kompetensi. Ada 13 (tiga belas) student outcomes statement yang akan dicapai melalui delapan mata pelajaran secara sinergis dengan menggunakan konsep “links across the curriculum”, yaitu:
1.        Siswa menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi dan berinteraksi dengan orang lain
2.        Siswa memilih, mengintegrasikan dan menerapkan konsep dan teknik numerik dan spasial
3.        Siswa mengenali kapan dan apa informasi yang dibutuhkan, mencari dan mendapatkan itu membentuk berbagai sumber dan mengevaluasi, menggunakan dan berbagi dengan orang lain.
4.        Siswa memilih, menggunakan dan mengadaptasi teknologi
5.        Siswa menjelaskan dan alasan tentang pola, struktur dan hubungan dalam rangka untuk memahami, menafsirkan, membenarkan dan membuat pola
6.        Konsekuensi memvisualisasikan Mahasiswa, berpikir lateral, mengenali peluang dan potensi dan siap untuk menguji opsi
7.        Mahasiswa memahami dan menghargai, dunia biologi dan teknologi fisik dan memiliki pengetahuan dan keterampilan dan nilai-nilai untuk membuat keputusan dalam kaitannya dengan itu
8.        Mahasiswa memahami konteks budaya, geografis dan historis mereka dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang diperlukan untuk partisipasi aktif dalam kehidupan di Australia
9.        Siswa berinteraksi dengan orang dan budaya selain mereka sendiri lain dan dilengkapi untuk berkontribusi pada komunitas global\
10.    Siswa berpartisipasi dalam kegiatan kreatif mereka sendiri dan memahami dan terlibat dengan seni, budaya dan intelektual pekerjaan orang lain
11.    Nilai siswa dan praktek alat yang mempromosikan pertumbuhan pribadi dan kesejahteraan
12.    Siswa memiliki motivasi diri dan percaya diri dalam pendekatan mereka untuk belajar dan mampu bekerja secara individual dan bersama-sama
13.    Siswa mengakui bahwa setiap orang memiliki hak untuk merasa dihargai dan aman, dan, dalam hal ini, memahami hak dan kewajiban mereka dan berperilaku bertanggung jawab.
Catatan:
Untuk students 1 – 11 dicapai melalui kolaborasi dari 8 mata pelajaran. Sedang untuk outcomes 12 dan 13 dicapai melalui pemberian kebijakan dan usaha sekolah (policies and initiatives at the school) yang kondusif.

Indonesia
Australia

Kurikulum di Indonesia Sejak 2006 kurikulum Indonesia disebut KTSP KTSP disusun berdasar SK dan KD dari BSNP Terdapat tiga tingkat pendidikan yang ada di Indonesia: dasar,menengah,tinggi. Mapel pada tingkatan pendidikan tersebut terangkum dalam KTSP, salah satunya Kimia.

Pelaksanaan Kurikulum Kurikulum Australia menerapkan kurikulum sambung jaringan atau on-line , yang memberikan fleksibilitas yang sangat besar. Kurikulum tersebut dapat diakses oleh semua orang. Para siswa dapat mengunduh serta mencetak kurikulum di dalam tiap bidang pembelajaran atau mata pembelajaran dalam satu tingkat pendidikan.

 

Sistem Ujian Australia Ujian di Australia bukan sebagai penentu kenaikan kelas siswa (Automatic Year) Terdapat ujian akhir yang disebut State Examination atau ujian per negara bagian. State Examination tidak menetukan kelulusan tetapi menentukan pedoman siswa melanjutkan pendidikannya.





Kurikulum Kimia di Indonesia Kimia sebagai bagian dari IPA sudah diajarkan sejak sekolah dasar. Kimia sebagai mapel tunggal diajarkan pada kelas VII SMP sampai XII SMA. Pada sekolah kejuruan mapel kimia hanya diberikan pada siswa yg jurusannya berkaitan dengan kimia.

 

Kurikulum Kimia Australia Materi kimia dikembangkan dan dievaluasi oleh lembaga ACARA (Australian Curriculum, Assesment, and Reporting Authority). ACARA mengembangkan materi kimia sejak foundation year hingga year 10 sedangkan year 11 hingga year 12 dikembangkan oleh WACE (Western Australia Certificate of Education).

Materi kimia di Australia pada foundation year-year 10 diberikan dalam tema besar yg tidak dibagi menjadi sub tema. Materi kimia pada year11-12 mulai diberikan dalam sub tema sbg persiapan masuk ke universitas atau sekolah vokasi. ( http://www.australiancuricculum.edu.au / )

 

Materi Kimia di Australia Tingkatan Materi Foundation year Benda terbuat dari material-material yang sifatnya dapat dilihat Year 1 Benda sehari-hari dapat diubah secara fisika dengan berbagai cara Year 2 Benda yang berbeda dapat dikombinasikan, meliputi pencampuran untuk tujuan tertentu Year 3 Perubahan kondisi antara padat dan cair dapat disebabkan oleh penambahan atau pelepasan kalor Year 4 Alam dan material terproses memiliki sifat fisik. Sifat-sifat tersebut dapat mempengaruhi kegunaanya Year 5 Padat, cair, dan gas memiliki komponen sifat yang berbeda
Tingkatan Materi Year 6 Perubahan material dapat balik, seperti pencairan, pembekuan, penguapan: atau tidak dapat balik seperti pembakaran atau berkarat



Materi Kimia SMP Materi kimia yang diajarkan di tingkat SMP kelas VII meliputi: Asam basa, garam,dan sifatnya Unsur, senyawa, campuran Sifat fisika dan kimia Perubahan fisika dan kimia Penyetaraan reaksi kimia (Budi Suryatin,2008 (a): iv)
Kelas VIII: Partikel materi dan molekul dlm kehidupan sehari-hari. Bahan kimia dlm kehidupan rumah tangga. Bahan kimia makanan. Zat aditif dan psikotropika. (Budi Suryatin, 2008 (b): iv)


Tingkatan Year 7 Campuran, meliputi larutan, mengandung kombinasi senyawa murni yang dapat dipisah menggunakan beberapa teknik Year 8 Perbedaan sifat suatu benda dapat dijelaskan oleh susunan partikel Perbedaan antara unsur, senyawa, dan campuran Perubahan kimia meliputi reaksi senyawa untuk membentuk senyawa baru Year 9 Semua benda terbuat dari atom yang terdiri dari proton, neutron, dan elektron


Materi Kimia SMA : Kelas Materi X Struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, ikatan kimia Hukum-hukum dasar kimia dan stoikiometri Sifat larutan elektrolit-non elektrolit, reaksi redoks,tata nama IUPAC Senyawa hidrokarbon dan minyak bumi XI Sifat periodik unsur, struktur molekul,sifat-sifat senyawa Termokimia Laju reaksi dan kesetimbangan reaksi

Kelas Materi Asam basa dan titrasi Koloid XII Sifat koligatif larutan elektrolit-non elektrolit Sel elektrokimia Karakteristik unsur Senyawa organik dan turunannya (Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Dasar dan Menengah, dan Direktorat Pembinaan SMA, 2006: 1-30)


 

Tingkatan Materi Reaksi kimia melibatkan penataan kembali atom untuk membentuk zat baru; selama proses reaksi kimia massa tidak diciptakan atau dimusnahkan Reaksi kimia meliputi pembakaran dan reaksi asam merupakan hal penting untuk kedua sistem abiotik dan biotik dan melibatkan perpindahan energi Year 10 Struktur atom dan sifat-sifat unsur digunakan untuk menyusun tabel periodik Perbedaan reaksi kimia digunakan untuk memproduksi produk tertentu dan dapat terjadi pada laju yang berbeda
Materi kimia pada year 11-12 dibagi menjadi tujuh tema,yaitu: 1. Sifat makroskopik benda 2. Struktur atom dan ikatan kimia 3. Reaksi kimia 4. Asam dan basa dalam larutan 5.Oksidasi dan reduksi 6. Kimia organik 7. Aplikasi kimia

 

Ketujuh tema dibagi menjadi unit A dan B. Tiap unit memiliki tiga tahap, yaitu: Tahap 1A yg disebut dgn Chemistry and Me , dan tahap 1B yg disebut dgn Chemistry in My Community. Tahap 2A yg disebut dgn Chemistry in and Around Me , dan tahap 2B yg disebut Chemistry and Environment . Tahap 3 A yg disebut dgn Chemical Prosseses , dan tahap 3B yg disebut Chemistry and Modern Lifestyle


Mata pelajaran sejak tingkat dasar hingga menengah sudah ditentukan. Kenaikan Kelas ditentukan oleh standar kelulusan mata pelajaran. Ujian Nasional sebagai  penentu kelulusan

Mata pelajaran Sejak tingkat dasar hingga menengah siswa tdk bebas mengambil mapel yg disenangi. Siswa diberikan mapel yg sudah disusun pada tingkat dasar. Pada tingkat menengah siswa bebas memilih Kenaikan kelas Mengenal sistem tinggal kelas Otomatis naik kelas Ujian nasional Ada dan sbg penentu kelulusan Tidak ada. Hanya ada State Examination utk pedoman kelanjutan studi


Pendanaan dari pemerintah
Pendanaan dari pemerintah federal Inggris yang berwewenang . Departemen pendidikan dan kebudayaan Austrlaian Curriculum,Assesment, and Reporting Authority

 


Kegiatan pembelajaran menggunakan Instruksional model kooperatif learning : ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi
Instruksional model : terlibat, mengekploasi, menjelaskan, menguraikan, mengevaluasi


Kelebihan : Pemberian materi disesuaikan dengan tahapan pendidikan peserta didik. 2. Judul tema yg sederhana tetapi menarik. 3. Untuk foundation year-year 10 materi sederhana dan aplikatif. 4. Materi persiapan masuk perguruan tinggi tdk banyak tetapi dalam.



Kekurangan 1. Siswa diajarkan terlalu dini. 2. Siswa yg tidak melanjutkan ke prodi kimia hanya mendapatkan materi yang sederhana.


Sumber Australian curriculum
Kurikulum dan pengujian
Badan yang menangani pendidikan dasar dan menengah di Negara Bagian Victoria adalah Victorian Curriculum and Assessment Authority yang lebih dikenal dengan singkatannya VCAA. Badan itulah yang menetapkan garis-garis petunjuk mengenai apa yang dipelajari anak didik dari TK sampai kelas 12 di sekolah-sekolah Victoria. Pendidikan menengah terdiri dari dua bagian, yaitu junior secondary dari kelas 7 sampai dengan 10 dan senior secondary, yaitu kelas 11 dan 12, yang juga disebut kelas Victorian certificate of education atau VCE karena VCE adalah satu-satunya ijazah nonkejuruan sekolah menengah di Victoria. Yang mengeluarkan ijazah ini adalah VCAA. Wajib sekolah hanya sampai di kelas 10. Meskipun kelas 11 (unit 1 dan 2) dan kelas 12 (unit 3 dan 4) adalah kelas VCE, yang diuji dan dinilai untuk mendapatkan ijazah adalah mata pelajaran dari unit 3 dan 4. Siswa kelas 11 yang berminat dan dinilai siap oleh sekolah dan gurunya diperbolehkan membuat satu atau dua mata pelajaran unit 3 dan 4 dan hasil ujiannya akan ditabung dan dihitung gabung dengan mata pelajaran lain yang akan dikerjakannya di kelas 12. VCAA menawarkan sekitar 140 mata pelajaran di kelas VCE, tetapi dari sekian banyak pilihan, pelajar cukup mengerjakan empat mata pelajaran saja yang akan diuji untuk mendapat ijazah. Satu-satunya mata pelajaran wajib adalah bahasa Inggris. Insentif bagi pelajar yang mengerjakan lebih dari empat mata pelajaran adalah hasil ujian mata pelajaran kelima dan keenam dihitung 10% masing-masingnya untuk ditambahkan pada hasil akhir. Ada dua jenis ujian unit 3 dan 4 VCE, yaitu ujian internal dan ujian eksternal, masing-masing bernilai 50%. Ujian internal diberikan guru mata pelajaran bersangkutan dan dinilai bersama dengan guru lain dari mata pelajaran yang sama. Ujian eksternal diberikan dan dinilai VCAA lewat sebuah panel yang terdiri dari para guru atau pengajar yang berpengalaman. Penulis ujian eksternal tidak boleh mengajar kelas 12 dalam tahun bersangkutan dan para guru pemeriksa ujian eksternal tidak boleh memeriksa pekerjaan pelajar mereka sendiri. Untuk menjaga jangan sampai ada sekolah yang terlalu lunak atau sebaliknya, terlalu keras dalam memberikan nilai ujian internal, nilai akhir pelajar dibakukan berdasarkan hasil ujian eksternal. Artinya nilai semua peserta ujian menjalani prosedur standar yang sama (standardised). Nilai akhir ujian VCE itu masih harus dibuat peringkatnya, yang berkisar antara 0 dan 99,95, oleh suatu badan perguruan tinggi yang dikenal dengan nama VTAC (The Victorian Tertiary Admission Centre) untuk keperluan penempatan tamatan VCE itu di perguruan tinggi. Alasan pemberian peringkat atau scaling system itu adalah ada mata pelajaran yang sulit untuk mendapatkan nilai tinggi dan sebaliknya. Sebagai akibatnya, ada nilai yang naik atau scaled up dan yang turun atau scaled down. Nilai yang sudah diperingkatkan itu disebut ATAR (The Australian Tertiary Admission Rank) dan berdasarkan nilai itu tamatan VCE masuk ke bidang studi tertentu di perguruan tinggi. Universitas bergengsi dengan fasilitas lengkap dan tenaga pengajar bereputasi internasional biasanya akan menetapkan ATAR score yang lebih tinggi daripada universitas kecil untuk bidang studi yang sama. Dengan sistem itu, tidak perlu lagi adanya ujian masuk ke perguruan tinggi.
Sistem Ujian dan Masuk ke Perguruan Tinggi
Untuk dapat lulus sekolah menengah di Australia , seorang siswa harus: (1) menyelesaikan mata pelajaran-mata pelajaran sebagaimana ditetapkan oleh Curriculum Counci, paling tidak selama 10 tahun, (2) memperoleh nilai rata-rata C atau lebih untuk mata pelajaran-mata pelajaran sebagaimana ditetapkan oleh Curriculum Council selama delapan tahun (atau sepadan dengan paling tidak empat tahun penuh atau sepadan dengan penyelesaian mata pelajaran di Kelas 12, (3) memenuhi persyaratan kemampuan berbahasa Inggris dengan memperoleh nilai C atau lebih dalam mata pelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris, Sastra Inggris, Bahasa Inggris Senior, Bahasa Inggris sebagai Bahasa Kedua atau Bahasa Inggris untuk bekerja pada Kelas 12. Bila seorang siswa gagal memenuhi hal ini, kemampuan berbahasa Inggris dapat dipenuhi dengan lulus tes Curriculum Council English Language Competence Test. Siswa yang telah lulus akan memperoleh Western Australia of Education (WACE). (Australian Curriculum, 2012)
Sementara di Indonesia, ujian akhir untuk SD telah dihapuskan dan diganti dengan sistem ujian akhir sekolah (UAS). Sejak tahun pelajaran 2002, ujian akhir nasional (UAN) diberlakukan untuk SMP dan SMA untuk 6 mata pelajaran (1) Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fiska/Ekonomi, Kimia/Geografi, Biologi/Sosiologi, SMK untuk tiga mata pelajaran, yakni (1) Bahasa Indonesia, (2) Bahasa Inggris, dan (3) Matematika dua tahun terakhir ini ditambah dengan UN Mata Pelajaran Produktif (Kejuruan). Untuk masuk ke perguruan tinggi negeri, lulusan sekolah menengah tingkat atas harus lulus dalam UMPTN (ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri). Sedang untuk masuk ke perguruan tinggi swasta, mereka mengikuti seleksi yang diadakan oleh perguruan tinggi swasta masing-masing

Kesimpulan
1.      Perbedaan Kurikulum Pendidikan di Indonesia dengan Pendidikan d Australia adalah Australia menggunakan kurikulum sambung jaringan atau on-line kalau di Indonesia menggunakan kurikulum KTSP
2.      Kelebihan Kurikulum Pendidikan di Australia dengan Pendidikan di Indonesia adalah bisa di akses oleh seluruh masyarakat, lebih fleksibel
3.      Kekurangan Kurikulum  Pendidikan di Indonesia dengan Pendidikan di Australia . Kurikulum di Indonesia disusun berdasarkan SK dan KD oleh BNSP. Tidak semua masyarakat bisa mengakses kurikulum tersebut.
Daftar Pustaka
Australian Curriculum, 2012
Australian Education, 2012
Nur Agustia Syah, P. D. (2001). Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara. Bandung: Lubuk Agung.
Report, E. f. (2011). UNESCO.
The Global Competitiveness refort, 2012-2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar